Rabu, 30 November 2022

Memaksimalkan Konten di Media Sosial


        Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin maju dari tahun ke tahun. Hal ini menjadikan penyampaian informasi dapat dengan mudah diakses melaui berbagai media sosial yang ikut berkembang juga. Melihat perkembangan tersebut, banyak sekali pihak yang memanfaatkan untuk berbagai kepentingan seperti iklan, memasarkan produk, memberi edukasi, informasi, hingga meningkatkan citra perusahaan/instansi ke masyarakat umum. 

        Banyak sekali bentuk konten yang bisa dibuat untuk diunggah di media sosial, yaitu konten berupa gambar, tulisan, dan video. Umumnya, konten gambar lebih menarik dibandingkan dengan konten tulisan dan video yang membutuhkan waktu untuk mencerna informasi di dalamnya. Tetapi, banyaknya konten gambar yang ada di media sosial dapat membuat pembaca menjadi jenuh dan minat untuk mengetahui informasi melalui sebuah gambar akan menurun apabila gambar atau ilustrasi yang ditampilkan tidak menarik.

        Masalah tersebut dapat diatasi dengan desain grafis yang dapat membantu para content creator membuat gambar menjadi lebih menarik. Pengertian desain grafis sendiri menurut Wikipedia, desain grafis adalah proses komunikasi menggunakan elemen visual, seperti topografi, fotografi, serta ilustrasi yang dimaksudkan untuk menciptakan presepsi akan suatu pesan yang disampaikan.

Bentuk dari sebuah desain grafis dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:

1. Pembaca

        Pembaca dari kelompok sosial tertentu akan memiliki pemahaman yang berbeda saat melihat sebuah konten dibanding kelompok sosial lainnya.

2. Peruntukan Desain

        Peruntukan desain ada 2, yaitu untuk internal dan eksternal. Desain yang dibuat untuk kepentingan internal dalam perusahaan/instansi/organisasi tentunya akan berbeda dengan desain untuk kepentingan pihan eksternal.

3. Rentang Umur

        Rentang umur menentukan tingkat pemahaman dari informasi pada desain yang ingin disampaikan. Umumnya generasi milenial sekarang lebih memahami informasi dan berita terkini dari generasi yang lebih tua. Selain itu, minat generasi milenial terhadap desain pada postingan di media sosial sangat tergantung dari corak atau bentuk desain yang ditampilkan.

4. Tema dan Waktu Publikasi Desain   

        Tema desain akan menentukan bagaimana hasil akhir dari desain yang akan dibuat. Misalnya untuk tema edukatif, bentuk desain yang disampaikan dapat menampilkan ilustasi berupa peralatan menulis atau hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan untuk waktu dari publikasi desain sendiri dapat dibedakan menjadi dua, apakah desain tersebut harus segera dipublikasikan atau publikasi dapat dilakukan kapan saja.

5. Bentuk Publikasi Desain

        Bentuk publikasi desain dapat berupa publikasi cetak dan digital. Untuk desain dalam bentuk publikasi cetak, format pemilihan warna dapat menggunakan format CMYK (Cyan, Magenta, Yellow dan Key atau black), sehingga warna yang ditampilkan pada saat melakukan desain akan sama dengan warna yang dihasilkan saat dicetak. Di sisi lain, apabila desain hanya dipublikasikan secara digital, desainer dapat menggunakan format warna RGB (Pallete warna yang terdiri dari tiga warna primer yaitu merah, hijau biru). Format warna ini memungkinkan desain memiliki banyak pilihan warna dibandingkan format CMYK.

6. Jenis Platform yang Digunakan

        Saat ini platform untuk menampilkan atau mempublikasikan desain bermacam-macam. Contohnya saja untuk platform media sosial ada Instagram, Facebook, dan Twitter. Masing-masing platform ini memiliki format dan kebijakan tersendiri tentang konten bisa diunggah dan bagaimana cara memaksimalkan desain kontennya.

        Agar desain dapat menarik perhatian dari pembaca, desainer perlu memperhatikan komposisi-komposisi dan elemen pada desain. Berikut ini adalah prinsip hirarki pada desain grafis agar desain yang dihasilkan dapat menarik :

1.    Size dan Scale

        Ukuran objek pada desain yang lebih besar belum tentu akan efektif dalam upaya untuk menyampaikan informasi dari sebuah desain. Pada dasarnya elemen yang lebih besar pada sebuah desain akan menarik perhatian lebih besar daripada elemen yang lebih kecil. Dengan memerhatikan besar kecilnya objek pada sebuah desain, maka akan tercipta keseimbangan dalam desain. Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan fokus dari pembaca.


2.    Color dan Contrast

        Warna yang kontras biasanya akan lebih menarik perhatian pembaca daripada warna yang kusam. Dengan mengombinasikan warna yang sesuai, desainer dapat meningkatkan fokus pembaca, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.


3.    Typographics Hierarchy

        Pengaturan besar-kecil dan tata letak dari penulisan kata akan menentukan ketertarikan dari pembaca dalam memahami isi desain. Penggunaan huruf yang terlalu kecil dan cenderung “ramai” akan menurunkan minat pembaca dalam memahami isi desain. Hierarki tipografi yang dibuat dari teks dengan berbagai ukuran, bobot, dan spasi atau kombinasi dari setiap elemen akan menciptakan komposisi keseluruhan yang mudah dibaca dan dipahami.


4.    Spacing

a.   Rule of Space

        Desain yang baik untuk dibaca adalah desain yang memiliki ruang kosong. Desainer harus dapat menata dan mengatur komposisi elemen-elemen dalam desain agar desain memiliki ruang kosong. Ruang kosong ini berfungsi untuk memberikan “ruang bernapas” bagi audiens, sehingga mereka dapat terfokus pada elemen-elemen yang memang mengandung informasi dalam sebuah desain.

b.   Page-scanning Patterns

        Saat melihat sebuah desain, audiens akan cenderung memindai halaman dengan pola tertentu. Berikut ini adalah beberapa pola umum yang sering dipakai oleh kebanyakan orang dalam memindai sebuah informasi, khususnya dalam bentuk infografis.

1)   F-Patterns

        Pola ini dilakukan dengan cara memindai halaman dari kiri ke kanan bagian atas dan mengulanginya lagi untuk setiap baris teks hingga mencapai bagian bawah halaman.

2)   Z-Patterns

        Pola ini dilakukan dengan cara memindai halaman secara cepat dengan melirik dari bagian atas kiri ke kanan, lalu turun ke bagian bawah kiri, dan terus diulangi hingga mencapai bagian bawah halaman.


5.    Proximity

        Menempatkan elemen-elemen yang saling berkaitan secara berdekatan akan memberikan kesan kepada audiens bahwa elemen-elemen tersebut terkait.


6.    Negative Space

        Negatif space atau ruang kosong tidak hanya membuat informasi lebih mudah bagi pembaca untuk mencernanya, tetapi juga menciptakan fokus karena membantu memusatkan perhatian pada elemen tertentu pada sebuah desain. Bahkan desainer yang kreatif dapat memanfaatkan ruang kosong ini untuk menampilkan visual tambahan pada negative space ini.


7.    Alignment

        Alignment adalah bagian dari struktur di mana elemen ditempatkan dalam suatu desain. Ini menentukan bahwa komponen visual baik itu teks atau gambar, tidak diposisikan secara asal di seluruh komposisi.


8.    Rule of Odds

        Rule of odds memungkinkan desainer untuk menekankan gambar tertentu dengan menempatkannya di tengah-tengah kelompok. Dengan menempatkan jumlah yang sama dari benda-benda serupa di kedua sisi titik fokus utama hasilnya jelas menunjuk ke elemen visual paling penting, yang terletak di tengah.


9.    Repetition

        Pengulangan komponen-komponen dalam sebuah desain akan meningkatkan pemahaman dan menciptakan kesatuan. Contohnya pengulangan beberapa font, warna, bentuk, ukuran sebuah komponen dari desain akan menciptakan ciri khas dari desain yang diciptakan.


10.  Leading Line

        Leading line adalah komponen yang berupa garis-garis baik tampak secara nyata ataupun tidak pada sebuah desain yang berfungsi untuk mengarahkan audiens agar fokus terhadap suatu objek atau hal yang ingin disampaikan dalam sebuah desain. Leading line dapat mengarahkan pandangan audiens terhadap hal yang ingin di highlight oleh desainer. 


11.  Rule of Third

        Tidak hanya dapat digunakan dalam dunia seni dan fotografi, rule of third dapat diterapkan dalam sebuah desain. Rule of third atau aturan satu pertiga adalah aturan yang digunakan untuk meningkatkan keseimbangan komposisi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara membagi komposisi desain menjadi kisi-kisi dalam sebuah desain menjadi kotak-kotak dengan sembilan bagian yang terpisah.


12.  Perspective

        Dengan memanfaatkan perspektif, desainer dapat lebih menampilkan pesan yang ingin di sampaikan kepada audiens. Contohnya adalah dengan mengatur besar kecilnya elemen dalam desain. Objek yang lebih besar akan terlihat lebih dekat daripada objek yang berukuran lebih kecil.


Sumber:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/08/berapa-pengguna-media-sosial-indonesia

https://visme.co/blog/visual-hierarchy/#grids-organize-a-design

https://www.jagodesain.com/2019/02/prinsip-hirarki-desain-grafis.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis

https://lineindesign.medium.com/be-a-designer-who-can-also-help-with-writing-copy-2f4ea02a5646

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pamekasan/baca-artikel/14449/Desain-Grafis-untuk-Memaksimalkan-Konten-di-Media-Sosial.html


Sabtu, 19 November 2022

Pentingnya Marketing Communication Bagi Perusahaan

 

        Mendengar istilah marketing sudah pasti berkaitan dengan penjualan produk dimana marketing dapat dikatakan sebagai satu kesatuan dalam kegiatan perusahaan dengan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan istilah marketing communication atau dikenal dengan istilah “Marcom” itu sudah sering digunakan oleh para pebisnis, karena dengan adanya marketing communication anda akan diperkenalkan bagaimana caranya membuat produk anda menjadi produk yang sangat menarik sehingga dapat meningkatkan konversi penjualan dan pastinya akan meningkatkan keuntungan dan profit perusahaan anda. Konsep Marcom adalah menemukan media mana yang cocok dengan target pasar, maka dapat terjadi penjualan hingga pembelian berulang. Selain itu peran marketing communication juga berkaitan dengan usaha membujuk konsumen untuk melakukan pembelian karena biasanya pesan yang disampaikan bersifat persuasif. Bentuk dari Marcom beraneka ragam, seperti pemasaran langsung, branding, iklan, presentasi sales, aktivitas online, dan sebagainya.

        Tugas Marketing Communication yaitu membuat semua materi pemasaran yang didistribusikan ke pelanggan, termasuk buletin, email, dan brosur. Setelah materi pemasaran dibuat untuk kampanye pemasaran tertentu, Marketing Communication bertanggung jawab untuk mendistribusikannya melalui saluran yang sesuai. Seorang Marketing Communication adalah mereka yang harus pandai dalam proses promosi suatu produk perusahaan. Tentunya promosi produk tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Biasanya seorang marcom adalah orang yang memiliki skill presentasi yang tinggi sehingga nantinya promosi yang dilakukan dapat memberikan dampak positif pada perusahaan. Selain itu seorang Marketing Communication harus mampu mengiklankan produk suatu perusahaan dengan baik.

Berikut ini adalah skill yang dibutuhkan seorang Marketing Communication :

  • Public Speaking

        Tugas seorang marcom adalah membutuhkan skill berbicara yang baik untuk internal maupun pada klien, sehingga skill public speaking yang baik dan lancar sangat dibutuhkan.

  • Menulis

        Skill penting yang dibutuhkan marcom adalah menulis karena strategi pemasaran tidak lepas dari penggunaan kata-kata. Keperluan menulis ini juga banyak mulai dari untuk newsletter, press release, dan sebagainya.

  • Komunikasi
        Tentunya, skill komunikasi yang baik adalah kunci dari tugas marcom. Tidak hanya sebatas komunikasi verbal, namun juga untuk komunikasi non-verbal, contohnya ekspresi wajah, intonasi suara, dan bahasa tubuh. Dengan memiliki komunikasi yang baik, maka marcom dapat memahami apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli.