Minggu, 13 Februari 2022

Apa Itu Bisnis Ritel? Yuk Simak Bareng!

Pada dasarnya, bisnis ritel adalah bisnis yang melibatkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam jumlah satuan atau eceran. Konsumen yang membeli produk atau jasa secara eceran ini bertujuan untuk mengkonsumsinya atau menggunakannya secara pribadi dan tidak menjualnya kembali. 

Bisnis ritel berbeda dari bisnis grosiran. Konsumen bisnis ritel tidak menjual kembali produk yang telah dibelinya, sementara konsumen bisnis grosir menjual kembali produk yang telah dibelinya. Hal ini berdampak besar pada harga barang yang ditawarkan di level ritel dan grosir. 

Lantas bagaimana rantai persediaan barang pada bisnis ritel bisa berjalan? Jadi, Rantai persediaan barang bisnis ritel itu terdiri dari produsen, grosiran, peritel, dan konsumen. Produsen secara langsung berhubungan dengan bisnis grosir, kemudian bisnis grosir menjual pada peritel, lalu peritel menjualnya kembali pada konsumen yang menggunakan produk tersebut secara langsung. 

Fungsi Bisnis Ritel

Untuk menjadi pebisnis ritel yang sukses, memahami fungsi bisnis ritel adalah hal yang krusial. Berikut beberapa fungsinya secara umum yang harus kita ketahui, antara lain : 

1. Ujung tombak pemasaran produk

 Fungsi bisnis ritel yang utama adalah menjadi bagian terakhir dari rantai pasokan barang dari produsen ke konsumen. Fungsi bisnis ritel amat penting untuk menjaga agar produsen bisa fokus dalam memproduksi barang tanpa harus terganggu oleh banyaknya usaha yang harus dilakukan untuk berhadapan dengan konsumen yang ingin membeli produk untuk dikonsumsi. Tanpa adanya bisnis ritel, produsen harus memikirkan bagaimana menghasilkan produk yang bisa bersaing dengan produk lain sembari berhubungan dengan konsumen. Hal ini bisa mengganggu proses produksi dan mengacaukan kesediaan barang.

2. Memudahkan konsumen mendapatkan produk

Bisnis ritel juga berfungsi sebagai perantara untuk memudahkan konsumen dalam membeli barang. Bayangkan saja jika saat Anda membutuhkan sebuah barang Anda harus membelinya ke pabrik terlebih dahulu, tentu akan sangat merepotkan. Berapa banyak pabrik yang harus dikunjungi jika Anda ingin belanja bulanan? Di sinilah fungsi bisnis ritel untuk memudahkan konsumen membeli barang secara satuan dan menyediakan berbagai jenis barang dalam satu lokasi. 

3. Membantu promosi produk

Fungsi penting lain bisnis ritel adalah untuk menawarkan produk kepada konsumen secara maksimal. Itu sebabnya pada bisnis ritel jenis apapun, selalu memiliki tenaga penjualan atau sales marketing, pelayanan pelanggan, serta katalog produk. Bisnis ritel tidak sekadar menjual barang, namun juga termasuk mempromosikan barang dan mengedukasi konsumen akan produk yang dijualnya.

4. Mengobservasi pasar

Dikarenakan bisnis ritel berhubungan langsung dengan konsumen, maka ritel sekaligus menjadi ujung tombak untuk mengetahui perilaku konsumen dan tren pasar. Bisnis ritel mendapatkan timbal balik langsung dari konsumen, sehingga bisnis ritel bisa mengembalikannya pada grosiran atau produsen. Dengan demikian, keberlangsungan produk bisa terjaga.

Lalu apa aja sih karakteristik dari Bisnis Ritel

Berikut ini merupakan beberapa karakteristik penting bisnis ritel yang wajib Anda tahu sejak sebelum memulai bisnis. 

1. Bisnis ritel menjual barang dalam jumlah satuan

Dalam menjual barang, bisnis ritel melakukannya dalam jumlah satuan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan bagaimana mempromosikan barang untuk menarik minat pembeli. Cara mempromosikan barang pun harus bisa menjelaskan fitur dan keuntungan yang dimiliki produk yang bersangkutan entah itu secara gamblang dan panjang lebar, atau secara singkat, padat, dan jelas.

Karena menjual barang dalam jumlah satuan, bisnis ritel juga harus menyediakan stok barang untuk konsumen. Kunci penting dari menyediakan stok barang adalah bagaimana peritel bisa menyediakan barang kapanpun konsumen membutuhkannya.

2. Bisnis ritel berhadapan secara langsung dengan konsumen

Sebagai akhir dari rantai persediaan barang, maka bisnis ritel akan berhadapan dan berhubungan langsung dengan konsumen. Bisnis ritel perlu memiliki sistem dan proses pembayaran produk yang tidak ribet, cepat, dan mudah. Terjun di bisnis ritel juga berarti perlu memahami persaingan harga pasar agar bisa memberikan harga terbaik bagi konsumen dan mendapatkan profit yang maksimal. Banyak bisnis ritel yang memberikan layanan lebih dalam meraih konsumen seperti menyediakan toko offline dan online, konsultasi belanja, dan banyak hal ekstra lainnya.

3. Bisnis ritel memiliki berbagai jenis sesuai kebutuhan konsumen

Dengan karakteristik bisnis ritel yang melayani konsumen dalam jumlah masif dan tak jarang melibatkan banyak produk di dalamnya, maka secara otomatis bisnis ritel terbagi dalam beragam jenis. 

BISNIS RITEL YANG ADA DI DUNIA 

Dengan potensi bisnis yang besar, keuntungan dan pendapatan yang diperoleh perusahaan juga berkembang pesat setiap tahunnya. Berikut 10 perusahaan ritel terbesar di dunia:


1.     Walmart

Pendapatan: US$ 469,2 miliar atau Rp 5.680,1 triliun (*Ket: Kurs rupiah 12.106 per dollar). Walmart merupakan perusahaan retailer terunggul di dunia. Posisi tersebut mampu dipertahankannya selama beberapa tahun. Beroperasi di 15 negara, Walmart merupakan perusahaan kerjasama ketiga terbesar di dunia dan pertama di Amerika Serikat (AS).

Perusahaan juga menikmati total pendapatan hingga US$ 469,2 miliar atau Rp 5.680,1 triliun pada 2013. Tak hanya itu, Walmart juga memiliki total pendapatan operasi penjualan sebesar US$ 28 miliar atau Rp 338,9 triliun.

Pendapatan bersihnya berjumlah US$ 17 miliar dengan total aset mencapai US$ 203,1 miliar. Dengan total ekuitas US$ 76,3 miliar perusahaan milik keluarga Walton itu telah memiliki 2,2 juta cabang di seluruh dunia.

2.     Tesco PLC

Pendapatan: US$ 106,2 miliar atau Rp 1.285,6 triliun. Tesco PLC merupakan grosir internasional terbesar dan menjadi industri ritel terbesar di Inggris. Kehadirannya telah menyebar di 15 negara Amerika Utara, Eropa dan Asia. Perusahaan ini mengenalkan industri ritelnya ke dunia dengan memperluas toko-tokonya ke beberapa bagian di dunia.

Dengan 6.351 toko di seluruh dunia, industri ritel Tesco memasok produk-produk seperti buku, elektronik, furniture, pakaian, jasa keuangan internet, telekomunikasi, perangkat lunak dan internet. Total pendapatannya mencapai US$ 106,2 miliar atau Rp 1.285,6 triliun dan beroperasi dengan penghasilan sebesar US$ 5 miliar. Perusahaan ini juga mengelola pendapatan yang sangat tinggi hingga US$ 203 miliar. Dengan aset mencapai US$ 82,2 miliar, perusahaan tersebut memiliki total ekuitas hingga US$ 27,2 miliar.

3.     Carrefour

Pendapatan: US$ 105 miliar atau Rp 1.271,1 triliun. Retailer yang lahir di Prancis ini merupakan salah satu hypermarket terbesar di dunia. Carrefour beroperasi di beberapa negara meliputi kawasan Eropa, Argentina, China, Brasil, Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi serta beberapa negara Asia.

Industri ritel terbesar di Perancis ini mampu menghasilkan pendapatan hingga US$ 105 miliar atau 1.271,1 triliun. Dengan laba US$ 1,7 miliar, perusahaan mengantongi aset berjumlah US$ 63,2 miliar dan ekuitas sebesar US$ 11,5 miliar.

4. The Costco Wholesale Corporation

Dengan pendapatan: US$ 97,1 miliar atau Rp 1175,4 triliun. The Costco Wholesale Corporation merupakan salah satu industri yang memasok berbagai banyak barang. Memiliki cabang terbesar di dunia, Cosco memiliki 626 toko yang tersebar di berbagai negara termasuk AS, Inggris, Kanada, Australia, Meksiko, Korea Selatan dan Jepang.

Costco merupakan bisnis ritel yang tumbuh paling cepat di dunia. Mulai dari usaha biasa hingga meraih untung sebesar US$ 3 miliar hanya dalam lima tahun. Saat ini Costco bahkan telah masuk ke dalam daftar majalah Fortune 500.

Didirikan pada 1983, perusahaan tersebut memiliki total pendapatan sebesar US$ 97,1 miliar  atau Rp 1175,4 triliun dengan laba sebesar US$ 1,7 miliar. Sementara total asetnya berjumlah US$ 27,1 miliar dan ekuitas sebesar US$ 12,4 miliar.

 

Sumber :

https://www.liputan6.com/bisnis/read/774226/10-perusahaan-ritel-terbesar-di-dunia-i

https://www.hsbc.co.id/1/PA_esf-ca-app-content/content/indonesia/personal/offers/news-and-lifestyle/files/articles/html/201906/memahami-apa-itu-bisnis-retail-dan-karakteristiknya.html

 

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Retail


Mungkin yang ada di pikiran kita bisnis retail itu usaha yang dikelola oleh perusahaan besar, namun bisa menjual barang langsung kepada konsumen dengan skala kecil serta terdapat tim manajemen retail yang bekerja keras untuk memperlancar proses penjualan. Kira-kira pengertian kalian udah bener belum ya? Yuk simak penjelasan berikut!


Apa itu Retail?

Retail itu berasal dari Bahasa Perancis, yakni ritellier yang artinya memotong. Sehingga, pengertian retail adalah sebuah proses penjualan barang atau jasa yang langsung ditujukan kepada konsumen dengan penjualan skala kecil atau eceran. Bisnis retail ini sangat memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pribadi atau keluarga. Sehingga, konsumen tidak harus membeli barang kebutuhan langsung ke pabriknya. Transaksi jual beli di bisnis retail pun tentu sangat memudahkan bagi konsumen karena bisa dilakukan  di manapun maupun di toko fisik maupun secara online.

Dengan kepopuleran bisnis retail, peran dari manajemen retail sangat penting. Karena, manajemen retail harus bisa melihat kondisi pasar agar mereka bisa melayani pelanggan dengan baik dan selalu memenuhi setiap kebutuhan konsumennya dengan efektif serta efisien.



Pengertian Manajemen Retail

Manajemen retail adalah sebuah proses kegiatan bisnis, dalam melakukan perencanaan, pengelompokkan dan pengendalian sumber daya yang dimiliki perusahaan. Manajemen retail yang baik, dia bisa membuat bisnis retail barang dan jasa di perusahaan tersebut menjadi semakin lancar. Intinya, manajemen retail ini adalah proses pengaturan dari seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi proses perdagangan barang dan jasa langsung kepada konsumen.


Jenis-jenis Manajemen Retail

Manajemen retail juga memiliki beberapa jenis, diantaranya yaitu : 


  1. Retail Independen

Jenis ini, dimana pelaku bisnis retail independen ini membuat dan menjalankan bisnisnya tanpa adanya bantuan dari orang lain. Mulai dari perencanaan, proses pembangunan, produksi, sampai bisnisnya berdiri. Namun setelah bisnisnya menjadi besar retail independen ini mulai membutuhkan tenaga bantuan.


  1. Retail yang Sudah Ada

Jenis ini, dimana pelaku bisnisnya merupakan bisnis warisan atau bisa dari hasil pengalihan kepemilikan dari bisnis yang memang sudah ada sebelumnya. Tugas dari pemilik baru ini hanya perlu bertanggung jawab dan melanjutkan bisnis tersebut, sehingga tidak perlu lagi membangun bisnis dari nol karena sudah dikenal masyarakat.


  1. Waralaba

Jika kalian tahu, bahwa minimarket seperti Indomaret bukan sepenuhnya dimiliki oleh PT. Indomarco, karena sebagian tokonya ada yang milik orang lain disebut sebagai bisnis waralaba atau franchise. Disini waralaba harus memiliki izin untuk menggunakan nama, barang, konsep, dan rencana bisnis yang sama dari perusahaan induk.


  1. Network Marketing

Jenis manajemen retail ini biasanya tidak terlihat fisiknya, dimana bisnis retail memiliki penjualan dari mulut ke mulut, maka bisa disebut dengan network marketing atau biasa juga disebut dengan Multi Level Marketing. Pelaku bisnis MLM ini tidak perlu toko fisik karena proses penjualannya hanya mengandalkan orang-orang dalam jaringan saja.


Fungsi Manajemen Retail


  1. Minimalisir Kegagalan Penjualan Pasar Domestik

Fungsi manajemen retail yang pertama adalah bisa meminimalisir risiko kegagalan penjualan barang di pasar domestik. Sehingga peran manajemen berfungsi untuk memikirkan cara dan mencoba peluang yang ada dengan penjualan baru, seperti memperluas pasar keluar negeri.


  1. Bagian dari Proses Regulasi

Fungsi selanjutnya, sebagai bagian dari proses regulasi, dimana saat ini perdagangan sudah diberikan kebebasan. Bahkan, jika pengusaha retail ingin mencoba peluang ke pasar internasional, maka pemilik bisa melakukan perdagangan lintas negara.


  1. Menciptakan Sistem Distribusi yang Lebih Baik

Fungsi selanjutnya, yaitu sebagai pencipta sistem distribusi penjualan yang lebih baik. Karenanya, kini barang apapun yang dijual bisa lebih mudah didistribusikan di pasar domestik maupun dari negara asalnya ke negara lain.


Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Retail

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja manajemen, seperti berikut:


  1. Harga Barang

Seperti yang sudah kita tau bahwa harga rata-rata yang ada di toko retail tidak dapat ditawar lagi, berbeda dengan barang yang ada di pasar.


  1. Reputasi 

Faktor yang kedua, reputasi perusahaan retail itu sendiri. Pengaruh reputasi hingga citra akan membuat konsumen percaya dan jika reputasinya baik, maka bisa menjadi bagian dari konsumen yang setia.


  1. Promosi

Faktor yang ketiga adalah proses promosi, jaman sekarang promosi lebih jauh lebih mudah dan ampuh dilakukan seperti bantuan dari media sosial, dimana target pasar akan lebih mudah dikejar.


  1. Kualitas Barang

Ada harga ada kualitas, dimana konsumen akan mempertimbangkan kualitas barang yang ditawarkan oleh bisnis retail. Jika harga terlalu mahal dan kualitas barang yang standar, mungkin konsumen akan pindah ke brand lain. Sehingga, harus disesuaikan dari harga dan kualitas barang.



Sumber :

https://b-pikiran.cekkembali.com/perusahaan-retail/

https://www.turboly.com/blog/2017/11/Apa-Itu-Retail-Management.html

https://misterexportir.com/pengertian-manajemen-retail/

https://www.konsultanbisnissurabaya.com/faktor-faktor-penting-penunjang-suksesnya-bisnis-ritel/