Senin, 29 November 2021

Jam Kerja yang Berlebihan, Menurunkan Produktivitas Seseorang

Apa Itu Hustle Culture dan Bagaimana Dampaknya? - Glints Blog

[Waktu Baca: 3 Menit] 

Apa yang sudah kamu hasilkan dengan jam kerja yang dihabiskan beberapa waktu kebelakang? Sekilas pertanyaan tersebut tampak mudah dijawab dengan jawaban yang menarik dan penuh semangat menjabarkan tentang semua hal yang sudah didapatkan oleh seseorang. Tetapi, ada juga orang hanya bisa tersenyum pertanyaan tersebut.

            Mari kita bahas lebih lanjut alasannya!

8 Tips Time Management untuk Mahasiswa - kuliahdimana.id

Setiap orang harus bisa membagi waktu 24 jam yang dimiliki untuk kerja, istirahat, olahraga, melakukan hobi, atau bahkan untuk makan dan tidur. Akan tetapi, belakangan ini sedang marak atau orang lebih senang untuk melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu (multitasking) demi mencapai jam kerja yang lebih banyak agar waktunya lebih produktif. Salah satu contohnya adalah makan sambil dengan membaca jurnal atau membalas e-mail.

Sering kali jam kerja yang tinggi diakibatkan oleh tugas dari perusahaan atau organisasi yang mengharuskan kita mengambil waktu yang lebih banyak dibandingkan jam kerja yang seharusnya, untuk bisa menyelesaikan tugas atau pekerjaan tersebut. 

Everything Wrong With Hustle Culture | Beropini eps. 56 - YouTube   Apa Itu Hustle Culture? Simak Penjelasan Gita Savitri Nih, Salah atau  Enggak Sih?

Menurut opini Gita Savitri Devi dalam salah satu video di kanal Youtube-nya, Ia mengatakan bahwa karyawan yang terlalu banyak kerja atau lembur adalah salah satu bentuk eksploitasi suatu organisasi atau perusahaan. Anggotanya seakan dituntun untuk memberikan waktu dan tenaga sebanyak-banyaknya untuk kemajuan dari organisasi atau perusahaan tersebut.

Uniknya, tidak sedikit anggota atau karyawan yang merasa tingkat jam kerja yang tinggi tersebut merupakan hal yang normal untuk mencapai kesuksesan. Bahkan, banyak sekali orang yang seakan berlomba-lomba untuk saling produktif dan membanggakan diri apabila jika jam tidurnya hanya sedikit per-minggunya. Karyawan dengan pencapaian finansial yang lebih tinggi, dan Mahasiswa atau Pekerja lepas dengan harapan pemenuhan portofolio yang baik. Secara tidak langsung orang-orang tersebut sudah masuk ke dalam Toxic Productivity atau Hustle Culture. Hustle Culture merupakan budaya kerja non-stop dengan sedikit istirahat atau tanpa istirahat, beberapa orang menyebutnya dengan sebutan “gila kerja”.

Tidak sedikit pula motivator atau pengusaha sukses yang menekankan pada kata kerja keras sebagai alibi dari normalisasi Hustle Culture. Seakan kita sebagai manusia untuk menjadi sukses, tidur atau sekadar ngobrol sama teman adalah suatu kesalahan karena tidak produktif. 

Sampai sini, apakah kamu merupakan orang yang menerapkan Hustle Culture?

4 Dampak Buruk Hustle Culture, Budaya Gila Kerja yang Tidak Sehat

Menurut salah satu studinya Stanford University, durasi kerja yang gila-gilaan justru membuat pekerja menjadi kurang produktif. Jam kerja yang banyak akan mengurangi kreatifitas dari anggotanya, juga semakin lama akan menurunkan semangat dan ketertarikan anggota terhadap pekerjaannya. Alhasil, aktivitas kerja hanya akan menjadi rutinitas yang berjalan biasa-biasa aja, dan sulit apabila ingin melakukan pengembangan atau peningkatan pada organisasi.

Dalam studi sebuah jurnal Occupational Medicine, di dalamnya mengatakan bahwa orang dengan tingkat jam kerja yang tinggi, cenderung mengalami gangguan kecemasan, depresi, serta gangguan tidur. Contoh yang sering terjadi adalah seseorang kesulitan tidur karena di dalam pikirannya tidak lepas dari topik mengenai pekerjaan, sehingga seseorang akan memerlukan waktu lebih lama untuk membuat dirinya tidur lelap.

Di Jepang, akibat adanya Hutsle Culture yang dialami oleh mayoritas pekerjanya, beberapa diantara pekerja tersebut mengalami penyakit jantung, stroke, gangguan mental yang meningkat 3 kali lipat akibat kelelahan bekerja, bahkan adapun yang sampai meninggal karena terlalu banyak bekerja.

Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut postingan dari laman Instagram @kalakrisis, ada satu postingannya yang mengatakan bahwa 1 dari 3 pekerja di Indonesia mengalami gangguan kesehatan akibat jam kerja berlebih. Jumlah orang yang menerapkan budaya ini juga meningkat akibat Pandemi COVID-19 yang di mana banyak orang terpacu untuk melakukan Hustle Culture akibat maraknya seruan atau jargon untuk tetap produktif dari rumah. Seruan ini tidak salah, hanya saja orang harus bijak dalam menerapkannya

5 Tips Mempersiapkan Liburan Akhir Tahun yang Menyenangkan | ASSA Rent -  Perusahaan Rental & Sewa Mobil Terbesar Di Indonesia   100 Caption Santai Singkat Tapi Penuh Makna, Lucu Menghibur - Lepas Stres  Saat Lelah - Kapanlagi.com

Cara untuk menangani Hustle Culture dapat dimulai oleh kebijakan organisasi atau perusahaan terlebih dahulu, seperti: menerapkan jam kerja sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku, memberikan dan memudahkan karyawan apabila ingin mengambil jatah cuti, menghargai hari libur setiap anggotanya, dan juga memberikan tugas sesuai dengan divisi pekerjaan dan waktu kerjanya.

Selanjutnya, adalah bagaimana diri kita sendiri bersikap untuk bijak dalam membagi waktu, bangunlah prinsip bahwa kita bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Jadi kalahkan istirahat sebagai salah satu cara untuk menemukan inovasi dan kreatifitas yang akan menjadikan pekerjaan lebih produktif. Kesuksesan tidak diukur dari seberapa banyak waktu yang digunakan untuk bekerja, tetapi bagaimana hasil dari pekerjaan dan kebahagiaan selama melakukannya. Apa ada hal lain yang menurut kamu bisa mengurangi budaya ini? 

Sumber: 

https://www.youtube.com/watch?v=Hn916u9UbIE

https://www.youtube.com/watch?v=p6o_y56zQMA

https://www.youtube.com/watch?v=ouAT6C07_sI&t=635s

Minggu, 14 November 2021

Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi

Apa itu manajemen sumber daya manusia (HRM)?

HRM (Human Resources Management) dapat didefinisikan sebagai manajemen orang yang efektif dalam suatu organisasi. Manajemen SDM membantu menjembatani kesenjangan antara kinerja karyawan dan tujuan strategis organisasi. Selain itu, tim manajemen SDM yang efisien dapat memberi perusahaan keunggulan dalam persaingan mereka.

Mengapa Manajemen SDM sangat penting dalam suatu organisasi?

Peran MSDM di dalam perusahaan sangat penting, bisa dikatakan elemen-elemen yang ada di perusahaan berkaitan erat dengan sumber daya manusia. Jika suatu perusahaan tidak memiliki sumber daya manusia maka, perusahaan tersebut tidak bisa berjalan dengan semestinya. 

Ada 5 manfaat utama manajemen sumber daya manusia yang harus diperhitungkan ketika menerapkan sumber daya manusia di perusahaan atau organisasi, yaitu :

1. Perekrutan dan Pelatihan

Salah satu manfaat utama manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah bahwa ia merekrut dan membawa orang-orang yang tepat di perusahaan atau organisasi mereka dan melatih mereka untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik. 

2. Sistem Manajemen Kinerja

Manajemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan sistem manajemen kinerja karyawan agar mereka merasa termotivasi dan dihargai atas pencapaiannya. Ini tidak hanya akan membantu mereka meningkatkan keterampilan mereka tetapi juga akan memaksa mereka untuk tampil luar biasa dari sebelumnya.  

3. Membangun Budaya dan Nilai

Salah satu manfaat terpenting dari departemen manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman yang akan membantu membawa yang terbaik dari seorang karyawan.  

4. Manajemen Konflik

Manfaat lain yang sangat penting dari departemen manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah untuk mengelola dan menyelesaikan konflik antara karyawan dan majikan yang terjadi di perusahaan atau organisasi.  

5. Mengelola Turnover Karyawan

Salah satu manfaat utama manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah mengawasi dan mengelola pergantian karyawan secara cermat. 


Sumber :

http://adminpublik.uma.ac.id/2021/03/26/pentingnya-manajemen-sumber-daya-manusia/

https://blog.gaji.id/ini-dia-5-manfaat-utama-manajemen-sumber-daya-manusia/

https://www.kompasiana.com/novika18259/60bdc9268ede487a2d5c50b2/pentingnya-manajemen-sumber-daya-manusia-di-perusahaan

Kamis, 04 November 2021

TIPS AND TRICKS CARA CEPAT AGAR JUALAN KAMU LAKU DAN MUDAH DITERIMA MASYARKAT

                                  

    Advertising has only two functions – marketing and inovations” ujar Milan Kundera seorang penulis asal Prancis. Saat ini kita tengah berlomba-lomba untuk terus berinovasi dan kreatif untuk menghasilkan produk atau jasa yang ingin diberikan kepada masyarakat. Namun, kita juga harus menyiapkan cara mengenai bagaimana masyarakat dengan mudah mengenali, menerima, serta akhirnya membeli produk kita. 

Di sini kita kasih tahu tentang bagaimana caranya agar produk/jasa yang kita tawarkan dengan mudah diterima oleh masyarakat

  1. Mempromosikan produk/jasa secara lengkap dan jelas dengan cara membuat event launching produk secara langsung maupun secara digital.


  1.  Memberikan sample atau contoh produk secara door to door kepada calon customer.


  1.  Meningkatkan brand awareness. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat slogan yang menarik dan mudah diingat. 


  1. Mengadakan GiveAway melalui social media. 



Nah, itu dia beberapa tips and tricks yang dapat kita lakukan agar produk/jasa yang kita tawarkan dapat diterima dengan baik sampai pada akhirnya dibeli dengan masyarakat. Kira-kira apakah kalian siap untuk memulai usaha? Jika iya, jangan lupa untuk jalani tips and tricks tersebut ya!!




Sumber https://sepositif.com/7-tips-memasarkan-produk-baru-agar-mudah-diterima-pasar/ https://www.jurnal.id/id/blog/strategi-pemasaran-produk-yang-harus-anda-coba/